17 Desember 2007

AS Bantu Rudal Perlengkapan Bola Voli

Tim Bola Voli Rudal ST. Astiti Dharma Banjar Dlodpangkung sangat senang dan berterima kasih karena mendapat bantuan perlengkapan bola voli berupa 12 setel pakaian bola voli dan 2 buah bola voli dari Media Center Calon Bupati dan Wakil Bupati Gianyar, Cok Ace dan Sutanaya (AS).

Bantuan sebagai wujud kepedulian dan pelayanan calon pemimpin Gianyar kepada masyarakatnya ini diserahkan langsung oleh Cok Anom Sukawati, Koordinator Dana dan Logistik AS kepada Ketua Pemuda ST. Astiti Dharma pada hari Kamis, 13 Desember 2007 di Ubud. Kemudian, pada hari Jumat, 14 Desember 2007 dilakukan serah terima bantuan kepada Tim Bola Voli Rudal ST. Astiti Dharma Banjar Dlodpangkung.

Rencananya pakaian bola voli ini hanya akan dipergunakan saat bertanding dengan Tim Bola Voli di luar Banjar Dlodpangkung. Sedangkan Bola Voli dipergunakan untuk latihan rutin setiap sore di lapangan Tim Bola Voli Rudal ST. Astiti Dharma Banjar Dlodpangkung yang baru saja selesai direnovasi.

30 November 2007

Bazar STAD dan Krama Banjar Dlodpangkung


Kepengurusan baru masa bakti 2007/2009 Sekaa Teruna Astiti Dharma (ST. AD) bekerja sama dengan Krama Banjar Dlodpangkung Sukawati dalam menyelenggarakan Bazar 2007.

Adapun Bazar 2007 ini dilaksanakan dalam rangka melanjutkan pembangunan “Pengias” Pura Ratu Sakti Banjar Dlodpangkung dan menunjang kegiatan Tri Hita Karana ST. AD.

Bazar 2007 ini akan menjual hidangan makanan, minuman, snack, serta memamerkan beberapa hasil karya seni ST. AD, baik itu berupa Lukisan, Patung dan Ukiran, Mozaik, Perhiasan Perak dan Emas, dan lain sebagainya.

Adapun tujuan dari penyelenggaraan Bazar 2007 ini adalah:

  1. Penggalian dana dalam rangka melanjutkan pembangunan “Pengias” Pura Ratu Sakti Banjar Dlodpangkung dan menunjang kegiatan Tri Hita Karana ST. AD.
  2. Meningkatkan rasa kekeluargaan dan kerja sama yang baik diantara anggota ST. AD.
  3. Memberikan pengalaman bagi seluruh anggota ST. AD dalam melayani konsumen dengan prinsip 3 S (Senyum, Santun dan Sopan).
  4. Media bertemu kangen sanak keluarga Br. Dlodpangkung yang sudah berkeluarga di luar lingkungan Banjar Dlodpangkung.

Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan Bazar 2007 adalah:
Tanggal : 19 – 22 Desember 2007
Pukul : 19.30 WITA – Selesai
Tempat : Wantilan Banjar Dlodpangkung, Sukawati, Gianyar, Bali.

Bazar tahun ini menyebar kupon undangan bazar seharga Rp 25.000,- / kupon sebanyak 1000 lembar dan Rp 50.000,- sebanyak 500 lembar.

Selama Bazar berlangsung akan diadakan aneka hiburan berupa Door prize dari pihak sponsor, Rindik (Musik tradisional Bali), pemutaran video kegiatan Tri Hita Karana ST. AD., permintaan pengunjung berupa pemutaran Lagu Bali, Indonesia dan Asing melalui Kaset, VCD, MP3, CD, dan DVD Player, serta media Komputer.

Dengan demikian, kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr/i pembaca blogs STAD untuk turut berpartisipasi pada Bazar kami. Atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih. Informasi mengenai sponsorship dan kupon undangan bazar dapat menghubungi:

Pande Putu Suryadinata, S.Si
Ketua Panitia Bazar & Ketua ST. Astiti Dharma
HP. 0818 147 552

Pawiwahan/Pernikahan Megawati, Anggota ST. Astiti Dharma


Jumat, 30 November 2007 adalah hari yang paling bahagia bagi Putu Pande Sri Megawati yang secara resmi melepas masa lajangnya dan juga keanggotaanya di STAD karena menikah dengan I Wayan Sudirman. Kami mewakili STAD mengucapkan selamat menempuh hidup baru, semoga senantiasa bahagia, seperti kutipan Rg.Weda X.85.42 berikut ini:

”Ya... Tuhan Yang Maha Kasih
Anugrahkan pasangan pengantin ini
senantiasa bahagia, panjang umur,
keduanya tiada terpisahkan.
Semoga pengantin ini dianugrahkan
putra, putri & cucu yang memberikan
penghiburan, tinggal di rumah
dengan penuh kebahagiaan.”

Mecaru Lapangan Bola Voli

Sekaa Teruna Astiti Dharma (STAD) pada hari Senin, 24 November 2007 telah melaksanakan upacara Bhuta Yadnya, yaitu Mecaru Ayam Brumbun dengan Banten Pengambean di Lapangan Bola Voli yang baru saja selesai direnovasi. Tujuan upacara yang bertepatan dengan PurnamaSasih Kanem dan Perayaan Tumpek Landep ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kami kehadapan Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya lah kami bersama krama banjar Dlodpangkung bisa menyelesaikan proyek renovasi lapangan tersebut dengan baik.

Kami berharap setelah diupacarai, lapangan ini dapat memberikan manfaat dalam perkembangan olahraga dan seni di Lingkungan Banjar Dlodpangkung. Kami atas nama STAD mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari Bli Kadek Agus serta Krama Banjar Dlodpangkung dalam rangka renovasi Lapangan Bola Voli ini. (Putu Surya)

15 November 2007

STAD dan Undagi Br. Dlodpangkung Renovasi Lapangan Bola Voli

Pukul 6.30 WITA ketika udara serasa dingin dan matahari tampak malu-malu menampakkan sinarnya di hari Minggu, 11 November 2007, terdengar sangat jelas suara Neng-Neng tanda pemuda ST Astiti Dharma (STAD) harus segera bersiap-siap memulai hari gotong royong. Gotong royong kali ini lain dari biasanya karena untuk pertama kalinya, 30 orang anggota STAD dan 30 orang Undagi (Ahli bangunan) yang ada di Banjar Dlodpangkung bersatu, bahu membahu merenovasi lapangan bola voli di Banjar Dlodpangkung menjadi lapangan serba guna.

Sebelum kegiatan gotong royong berlangsung, terlebih dahulu para panitia menghaturkan rarapan dan banten saiban (sesajen), memohon kepada Hyang Widhi agar kegiatan ini berlangsung dengan baik dan lancar sesuai harapan.

Tepat pukul 08.00 WITA, setelah menikmati segelas kopi hitam dan jajanan Bali, para pemuda dan Undagi bergegas memulai gotong royong. Deru debu suara satu unit molen (alat pencampur semen dan pasir) memecahkan keheningan pada pagi hari itu. Sekop demi sekop pasir dan semen (disebut luluh) memenuhi mulut molen yang telah diisi air. Campuran pertama ditumpahkan pada 7 glindingan yang telah mengantre. Para undagi yang ambil bagian ngecor dan mlester dengan sigap menerima luluh-luluh tersebut.

Ternyata tak hanya alat pencampur modern yang dikerahkan, sistem manual dengan cangkul dan sekop juga dikerahkan untuk mencampur semen dan pasir di atas aspal. Tetapi cuaca mulai mengkhawatirkan karena mendung begitu gelap. Para panitia bergegas mencari terpal untuk jaga-jaga jika berkah hujan turun menyapa lapangan. Semua berharap hujan hanya sekedar menyapa tak berlangsung lama dan itu pun terwujud. Matahari yang tadinya malu-malu, mulai menampakkan sinar hangatnya.

Tua muda kembali semangat bekerja, namun lelah tak bisa tertutupi, ketika beberapa sudah mulai menikmati rokok dan seteguk minuman berenergi. Hal itu tak berlangsung lama, karena target setengah hari (sampai jam 11 siang) harus sudah selesai ngecor tahap I. Tak terasa pukul 11 mulai merangkak, 30 sak semen serta 2 truk pasir sudah berubah menjadi benda keras melapisi seluruh lapangan.

Tepat pukul 11.00 WITA, para pemuda dan Undagi dipersilahkan untuk menikmati Nasi Bira (Nasi kuning) dan Nasi goreng yang telah disiapkan panitia. Setelah santap siang, para pemuda dan undagi beristirahat sejenak sambil menikmati rokok, segelas kopi hitam dan jajanan.


Jam menunjukkan pukul 12.30 WITA. Molen
pun kembali beraksi dengan suara khasnya. Beberapa pentolan Undagi menyarankan kepada panitia untuk menambah pasokkan pasir terutama pasir halus untuk melapisi bagian atas lapangan. Begitu juga pasokkan semen sebagai pasangan paling serasi bagi pasir halus tersebut. Perkiraan awal hanya akan menghabiskan 10 sak semen dan 4 colt pasir halus saja, namun ternyata membengkak menjadi 27 sak semen dan 5 colt pasir halus. Ini terjadi demi daya tahan dan hasil terbaik. Kelebihan material pun dapat dialokasikan untuk mlester sebagian Jaba Pura Ratu Sakti. Sehingga, mengurangi terjadinya becek pada saat turun hujan nanti.

Selama proses tahap II berlangsung, tenaga dibagi tiga, spesial mencampur luluh, mlester lapangan dan memindahkan dua tiang listrik tak terpakai ke pinggir lapangan yang rencananya akan diintegrasikan dengan lampu untuk menerangi lapangan di malam hari. Pemindahan tiang listrik cukup alot dan melibatkan sebuah tangga bambu, tapi akhirnya keduanya berhasil dipindahkan. Sebelum dipancangkan kembali, sebuah tiang terpaksa harus digotong ke tukang las 100 meter dari lapangan karena mengalami kropos dan berlubang pada bagian pangkalnya.

Tepat pukul 17.00 WITA, pengerjaan lapangan serba guna telah usai dan disambut dengan keceriaan. 60 bungkus nasi campur lezat kembali menyapa sebagai tanda usainya gotong royong. Rencananya, minggu depan lapangan akan diupacarai dengan upacara Bhuta Yadya, yaitu Pecaruan. Tujuan upacara ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kehadapan Hyang Widhi karena suksesnya renovasi lapangan. Kini, Banjar Dlodpangkung telah memiliki sebuah lapangan serba guna. Semoga dengan kehadiran lapangan ini dapat meningkatkan kreativitas olahraga dan seni Banjar Dlodpangkung. (Pande Surya)

19 Oktober 2007

Anjing Jalanan Mandul di Dlodpangkung


Suara ribut di Balai Banjar Dlodpangkung pada hari Jumat, 19 Oktober 2007 memancing puluhan orang berkerumun mencari tahu, ada apa gerangan?! Ternyata suara rintihan “Kaing-kaing” itu adalah bagian dari proses operasi sterilisasi atau pemandulan pada puluhan anjing jalanan berjenis kelamin jantan dan betina, atau di Bali dikenal dengan sebutan cicing gudig atau cicing kacang.

Sebanyak lima dokter hewan dari Yayasan Yudistira Swarga dikerahkan dalam operasi field clinic yang pada kesempatan ini dipusatkan di Banjar Dlodpangkung, Sukawati Gianyar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengendalikan populasi anjing jalanan khususnya di wilayah Desa Sukawati. Diharapkan setelah kegiatan ini berlangsung, populasi anjing jalanan di Desa Sukawati menurun dan masyarakat mulai terdidik untuk lebih memperhatikan “kesejahteraan” anjing kesayangannya.

Pada kegiatan field clinic ini bukan hanya anjing jalanan tak bertuan yang disteril, tapi juga anjing-anjing milik Krama Banjar Dlodpangkung dan sekitarnya yang ingin anjingnya tidak beranak-pianak lagi. Sedangkan anjing-anjing jalanan yang kondisinya sangat parah dengan terpaksa harus disuntik mati agar tidak mencemarkan lingkungan.

Yayasan Yudistira Swarga merupakan organisasi swadaya masyarakat yang memfokuskan kegiatannya dalam rangka mengendalikan populasi anjing jalanan di Bali serta sebagai wahana kerja praktek bagi mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Selain itu Yayasan Yudistira Swarga juga memiliki lima program utama yaitu: Kindness Club, Street Work, Field Clinic, Village Education, dan Education and Animal Welfare Campaign.

Bagi pembaca yang ingin informasi lebih lanjut atau ingin menjadi sukarelawan dan donatur bisa menghubungi:

Yayasan Yudistira Swarga
Jalan Tukad Balian No. 170, Renon, Denpasar, Bali

Telp. +62 361 7424048
Fax. +62 361 264 067
Email. yudisthiraswarga@gmail.com
Website. www.animalsmatter.org

Donate and Be a Volunteer to Help
They Need Your Help!!!

Yayasan Yudistira Swarga
LIPPO BANK

US$ No. 789-30-71816-0
Jl. M.H. Thamrin No. 77 Denpasar Bali

Rp No. 534-30-05824-1
Kuta Graha. Jl. By Pass Ngurah Rai No 88

Swift Code: LIPBIDJA

12 September 2007

Seperti Catur I


Gertak langkah sunyi bergeming
berdetak terkerut hening
tunduk diam

diam!

tinta tercair, pena-pena
keringkan isyarat
gersang tanah perang
sayut mayut debu’kan terharu
jiwa melayang di jiwa
walau segolek jiwa
jiwa dan jiwa

jalan saja terus!
tanah perang
ku gemertak tegar
segeming nafas
tambah lusuh di bahu
dada terdesak tersesak

tajam!

sunyi terbising
sumpah khayal
sumpahan
belalak tak bergeming
jiwa’kan tertindas

lukanya hinaan merobek kerah
terbentang’kan papan hitam putih

inilah negeri lama

lama!

budak, tani, hina, biasa dan katanya

tak mashyur
kan hilang
kan hancur

Lebur!

terlarut hanyut
di jiwa dan
jiwa

*Nova Dlod Pangkung, 2007

Seperti Catur II

Untuk kedua,
untuk ku juga
dan masih perlu tuntunan
yang ragu akan jiwa,

apa kau pikirkan?

terbahak iblis berpedang
kan santap selahap

panas telah terasa
memerah amarah dan daun telinga

ku juga
dan masih perlu tuntunan
tega akan rakyat
kau, kau serta kau

tertekuk tunduk, diam

apa kau heningkan?

ini hikayat lama ’kan berulang
segumpal darah terperah debu jalanan
sehelai rambut terbentang
juga tulang belulang si riang gemilang

apa kau sadarkan?

termenang dan tertendang
yang kering kerontang terbaring

ku pun rasa terbahak sendiri
sekuat kerutkan dahi

apa kau pikirkan?

leburkan seluruh jiwa demi jiwa

setan ‘kan bersorak
bila tanah perang ‘kan bergeming
alam ‘kan tawaan
jalan terus dan terus

kau, kau serta kau
hancur!

*Nova Dlod Pangkung, 2007

Seperti Catur III


Amarah ku ‘tlah memerah
Terserah!

Terperas keringat basah
kuli berpedang
rakyat besi kering-kerontang

Lapar, kematian ‘tlah terbiasa
ludah hina ‘kan ingusan

Hancur !

Perang ‘kan menyerah
binasa!

Terhunus setan-setan negeri ini
Terselimut pedang
selangkah jalan pelan
si dekil kumal dan tahta
Apa guna ‘ku sisingkan lengan
simpul darah pena pelan terjalan
Siratkan atas carik ini
ku ‘kan binasa

gemetar tambah tergetar
jiwa ‘tlah berpulang
mati dalam hidup
hikayat lama ‘kan berulang

Disana, di tanah karang
putih dan hitam menjiwa
debu ‘tlah kian melayang
kejar-terkejar ‘kan pada deru
tersemilir

Ku ‘kan sampah
kuli raja
sampah
Raja
Dan ‘kan,

Terdiam terlentang
mimpi buyar panjang
senyap tanah amarah
darah hitam, putih

habis!

*Nova Dlod Pangkung, 2007

Seperti Catur IV

Ini carik-carik gurat pena
Tersebar dari amarah ramah
Bergelayut dan kian bertambah
Seribu nada bisingkan jiwa
Ketika roda berputar
Rakyat dukung perampok kota
Bila dasi dan kursi
Perampas nasi
Ku tak peduli lagi
Walau terpantang

Ini carik-carik pena nyata
ku lihat dan menggolek
Figur dan figur
Bangkit
Dan nafas
Benteng gemertak
Jalan gemerlang
Kuda loncatkan tahta
Apa jika menteri
Arah seribu raja
Iblis dan setan telah bersorak

Di depan
Ku goret lagi
Pena yang tergetar tegar
Bila jawara milik raja
Bila gerak lemah selangkah
Apa guna menteri, kuda
Benteng
Bila ‘kan hancur
Lebur bersama terhunus
Pedang jahanam ‘tlah tajam

Tubuh rakyat tergolek
Impikan sejawat
Dan sebutir nasi,
Air
Udara

Telah tiada
Dan ’kan hancur
Kian

seperti catur

*Nova Dlod Pangkung, 2007

09 September 2007

SENI BALI


Galah terus memargi
Kasarengin matan ai
Sane mawanti-wanti
Nyunarin gumi

Truna truni
Sampunang lali
Ring seni budaya Bali
Ngiring sareng sami
Midabdabin malajah seni Bali
Mangda seni lan budaya puniki
Prasida memargi
Sekadi matan ai

Truna truni maka sami
Mangda setata ngardi,lan
ngastiti
Mangda prasida ngulati
Keajegan seni lan budaya Bali

*Gede Putra Sentana

MEMOCOL


Mua bang
Sesai ngoyong diwang
Kipekan dengang
Makajang bakat tantang
Ulian liu nglah utang

Bok barak cara gamang
Matusuk koping
Care idup tuare kuang
Anak tua grayang-grayang
Buin magadang
Ngitungang Isin basang

Panak paling sayang
Eda masebang dengang
Tilesang Raga kuang
Apange tusing
Pocol ane ngitungang

*Gede Putra Sentana

MEMUNYAH


Megedi uli jumah
Ngabe keneh benyah
Lakar ngalih amah
Ane tuara melah

Bungut beseh
Awak marajah
Metusuk layah
Sai ngamah
Tusing taen mayah
Ngranang anak jejeh

Lan jani jengah
Apang tusing benyah
Ulian pelih ngamah

Bukune plajah
De melaksana corah
Apang gumi dadi melah

*Gede Putra Sentana


Situs Porno dan Kesehatan Mental


Oleh Johanes Papu

Team e-psikologi


Jakarta, 20 September 2001


Dari sekitar 1,8 juta warga Indonesia yang sudah mengenal dan mengakses internet, 50% diantaranya ternyata tidak bisa menahan diri untuk tidak membuka situs porno. Demikian yang diungkapkan oleh Richard Kartawijaya, Wakil Presiden Asosiasi Piranti Lunak dan Telematika Indonesia, dalam paparannya pada seminar dies natalis ke-46 Fisipol UGM di Gedung UC, Yogyakarta, Rabu 19/9/2001. Selain mengakses situs porno, menurut Richard, pada 2 - 3 bulan pertama internet lebih banyak digunakan untuk bermain games.

Penggunaan internet untuk mengakses situs-situs porno memang sangat sulit untuk dihindari, mengingat bahwa situs-situs semacam itu tersedia sangat banyak dalam dunia maya tersebut. Menurut hasil penelitian Alvin Cooper (1998) dari San Jose Marital and Sexual Centre, yang tertuang dalam bukunya Sexuality and the Internet: Surfing into the new millennium, seks (baca: situs porno) merupakan topik nomor satu yang dicari para pengguna internet di Amerika. Kenyataan yang ada di Indonesia saat ini tampaknya tidak jauh berbeda. Hal itu terlihat dari masuknya situs-situs porno di search engine sebagai Top 10 Website yang paling banyak dikunjungi.

Dengan melihat jumlah pengakses situs-situs porno di internet yang cenderung meningkat dari hari ke hari, maka perlu diwaspadai dampak penggunaan teknologi tersebut terhadap kesehatan mental dan hubungan interpersonal si user/netter. Para psikolog dan ahli ilmu-ilmu sosial lainnya telah lama menaruh perhatian pada dampak yang ditimbulkan oleh situs-situs porno atau sering disebut juga sebagai "CYBERSEX". Ada dua pandangan yang muncul sehubungan dengan hal tersebut. Pertama, pandangan yang menganggap situs porno mendorong terjadinya hal-hal yang bersifat patologis bagi user. Pandangan ini cenderung berfokus pada perilaku addictive dan compulsive. Kedua, pandangan yang menganggap bahwa situs porno hanya merupakan sarana untuk mengekplorasi dan mencari informasi mengenai masalah-masalah seksual. Dengan kata lain mengakses situs porno merupakan suatu ekspresi seksual.

Patologis

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa situs porno mendorong terjadinya tindak kriminal dan perilaku seks menyimpang. Menurut penelitian, situs porno memungkinkan user/netter untuk melakukan berbagai komunikasi erotik melalui komputer mulai dari tingkatan yang bersifat godaan atau lelucon porno, pencarian dan tukar-menukar informasi mengenai pelayanan seksual sampai pada diskusi terbuka tentang perilaku seks menyimpang. Selain itu komunikasi melalui internet seringkali digunakan untuk mengeksploitasi pornography yang melibatkan anak-anak dan remaja serta alat yang dipakai untuk menyamarkan identitas seksual seseorang dengan tujuan tertentu.

Penelitian pertama yang menyelidiki kecanduan mengakses situs porno dilakukan Bingham dan Piotrowski (1996). Hasil penelitian mereka yang tertuang dalam Psychological Report berjudul On-line sexual addiction: A contemporary enigma mengungkapkan 4 (empat) karakteristik yang terdapat pada individu pecandu situs porno (addicted to cybersex). Keempat karakteristik tersebut adalah:

  1. Ketrampilan sosial yang tidak memadai
  2. Bergelut dengan fantasi-fantasi yang bersifat seksual
  3. Berkomunikasi dengan figur-figur ciptaan hasil imaginasinya sendiri
  4. Tidak mampu mengendalikan diri untuk tidak mengakses situs porno

Sementara itu penelitian terhadap perilaku kompulsif dalam mengakses situs porno terungkap bahwa perilaku tersebut didorong oleh faktor-faktor seperti kesepian (loneliness), kurang percaya diri (lack of self-esteem), dan kurangnya pengendalian diri terhadap masalah seksual (lack of sexual self-control).

Ekspresi Seksual

Berbeda dengan pandangan yang menganggap bahwa situs porno mendorong terjadinya masalah yang bersifat patologis, beberapa penulis justru melihat situs porno sebagai tempat yang menyediakan berbagai informasi "supercepat" mengenai masalah-masalah seksual dan sekaligus menawarkan cara-cara yang baru dan tersembunyi (paling tidak user merasa tidak ada orang lain yang tahu) untuk memuaskan keingintahuan seseorang dalam melakukan explorasi seksual. Keberadaan situs porno dinilai dapat membantu pasangan yang mengalami masalah dalam hubungan seksual karena menyediakna berbagai informasi yang terkadang "enggan" untuk dibicarakan secara langsung oleh pasangan tersebut.

Menurut Leiblum (1997) dalam Journal of Sex Education and Therapy berjudul Sex and the net: Clinical implications, situs porno merupakan sarana ekspresi seksual yang memiliki rentangan secara kontinum dari sekedar rasa ingin tahu sampai pada perilaku obsesif. Bagi individu yang memerlukan terapi seksual, media seksual on-line seringkali dianggap dapat mengakomodasi hal-hal yang berhubungan dengan isolasi sosial dan ketidakbahagiaan dalam hidup. Lieblum membedakan 3 (tiga) karakter klinis dari para pengakses situs porno. Ketiga profil tersebut adalah:

1. Loners, dimana seseorang (user) menganggap bahwa situs porno dapat menjadi alat untuk mengakomodasi masalah-masalah atau hal-hal yang tidak menyenangkan dalam hidup.

2. Partners, dimana situs porno dianggap sebagai bagian dari pasangan hidup si user. Ketika user mengalami masalah dia dapat mencari solusi melalui situs porno

3. Paraphilics, dimana seseorang tergantung pada situs porno untuk memberikan stimulasi dan kepuasan seksual.

Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika seseorang hanya menganggap bahwa situs porno sebagai alat untuk mengakomodasikan masalah-masalah seksual saja maka ia tidak bisa digolongkan sebagai seseorang yang memiliki masalah kejiwaan. Pada tahapan berikut di mana pengguna menganggap situs porno sebagai partner yang bisa digunakan sebagai sarana untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapinya, sebenarnya individu sudah memasuki titik yang rawan untuk menuju ke tahapan berikutnya (Paraphilics), jika ia tidak mampu mengendalikan diri dan tidak segera menyelesaikan masalah yang ada dengan pasangannya. Sama halnya dengan beberapa perilaku adiksi yang lain (misalnya perjudian, alkoholik), maka jika individu sampai masuk ke tahapan ketiga maka dapat dipastikan bahwa ia memiliki masalah kejiwaan yang menyangkut perilaku adiksi.

Dari uraian diatas dapat terlihat bahwa pengguna internet memiliki berbagai tujuan dan alasan dalam mengakses situs porno. Apakah Anda akan menggunakan situs tersebut untuk tujuan-tujuan yang positif demi kebahagiaan hidup Anda dan pasangan Anda atau sebaliknya, semua terserah Anda. Berasumsi bahwa semua pengakses internet memiliki masalah-masalah patologis tentu sangat tidak adil. Namun demikian hal yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai situs porno merupakan "menu harian" dalam mengakses internet. Selain itu bagi Anda yang sudah memiliki pasangan hidup jika mengalami masalah-masalah seksual hendaklah membicarakannya dengan pasangan Anda terlebih dahulu.

Mengingat bahwa di Indonesia sampai saat ini belum ada aturan atau tata cara yang mengatur penggunaan teknologi internet ini, maka kendali sepenuhnya ada ditangan Anda. Situs porno yang sudah demikian marak dalam dunia maya tersebut tidak mungkin lagi dapat diblokir atau dihindari seperti yang pernah dilakukan oleh Departemen Penerangan beberapa tahun yang lalu. (jp)

Sumber: http://www.e-psikologi.com/dewasa/cybersex.htm

16 Agustus 2007



Keluarga Besar ST-Astiti Dharma mengucapkan Dirgahayu Kemerdekaan RI ke 62
17 Agustus 2007.
Semoga para pejabat negara beserta rakyat Indonesia kembali mengamalkan Pancasila guna memperbaiki citra Bangsa Indonesia di mata masyarakat Dunia!

Website Pemerintah Indonesia

31 Juli 2007

Momen Layangan











Beberapa gambar yang berhasil kami jepret.
Lokasi: Pantai Purnama Sukawati.
Waktu: 28 Juli 2007.

Tragedi P212 dan P222


Om Swastyastu,

Sukawati Pagi, 28 Juli 2007 serasa begitu dingin...Namun, semangat Sekaa Layangan STAD mampu menghangatkan balai Banjar Dlodpangkung.

Jam 9, diawali dengan persembahyangan bersama di Pura Ratu Sakti... Karena dadakan, kami hanya mampu menghaturkan canang. Berdoa agar kami yang melakukan perjalanan yang penuh kesenangan dan luapan emosi ini senantiasa dalam lindungan Hyang Widhi.

Jam 9.30 dua layangan tradisonal Pecukan pun digotong ke atas truk kuning. P222 berwarna dasar merah dan P212 berdasar warna putih dengan gagah nagkring di badan truk.

Tepat jam 10, kami menuju arena pertandingan di Pantai Purnama Sukawati. Iringan tabuh baleganjur menyemarakkan perjalanan kami...
Cukup 1/2 jam perjalanan kami, maklum jarak pantai cuma 4 km dari Banjar Dlodpangkung.
Dengan perlahan kami turunkan dua pecukan itu. Digotong beramai-ramai sampai bibir pantai. Posko sederhana beratapkan layang-layang dan anyaman daun kelapa pun dibuat. Cukup mampu menahan teriknya sinar mentari di kala itu.

Mungkin karena alasan angin kurang kencang, jadwal pertandingan akhirnya molor. Matahari pun telah sejajar badan dan akhirnya bendera hitam pun berkibar, pertanda pertandingan dimulai dengan mengudaranya Layangan Bebean. Namun, terlihat satu per satu layangan raksasa seukuran 2X truk fuso berjatuhan karena Sang Bayu belum berhembus kencang. Tabuh baleganjur dari masing-masing sekaa pun disuarakan untuk mengundang Sang Bayu.

Sejam kemudian, giliran Layangan Pecukan yang unjuk gigi. Salah satu layangan kami P212 mendapat giliran. Tali dibentangkan dan layangan digotong sampai ujung utara arena. Tabuh baleganjur pun kembali memeriahkan suasana dan memacu adrenalin para peserta. Angin berhembus lebih kencang dari sebelumnya dan layangan kami berhasil mengudara dengan baik. Ada satu kurangnya, "sing nyak ngonnyah!" Tali yang kebesaran jadi penyebabnya. Tapi ga mengapa, yang penting terbang dulu.

Setelah 15 menit mengudara, tiba-tiba ada pecukan semeton lain menyambar layangan kami dan akhirnya naplek dan mekilit, berdua menghujam bumi. Layangan kami tidak beruntung, rangkanya patah! Sedangkan, layangan semeton lain nyaris tanpa cidera. Kita tidak boleh emosi karena inilah salah satu resiko melayangan.

Langkah demi langkah kita kembali ke posko. Empat dus air Aqua dan empat kresek nasi bungkus berlauk ayam suir, saur dan tempe menyambut kelelahan kami. Masih tersisa harapan, P222 yang merah menyala. Sambil menunggu giliran, kami latihan menabuh baleganjur. Bocah-bocah the next generation of STAD pun ikut menabuh, menyemangati kakak-kakaknya yang letih melayangan.

Tepat pukul 16.30 WITA, P222 diumumkan untuk mengudara. Semeton yang layangannya diajak mekilit tadi dengan ikhlas menawarkan meminjamkan talinya yang ukurannya lebih kecil. Kami pun menerimanya dan membentangkan di arena. Hembusan angin jauh lebih lemah dari pada tadi siang. Bendera hitam pun dikibarkan. Dengan angin lemah kami mencoba mengudarakan P222, tapi gagal.

Setelah menunggu sekitar 10 menit, terasa hembusan angin yang lebih kencang dan akhirnya dengan mudah P222 terbang dengan onyahan yang memukau para juri! Tapi lagi-lagi kami tertimpa masalah, layangan tidak sanggup lama di udara dan akhirnya naplek, terjembab di darat dengan patah rangka yang parah.

Berbagai jenis emosi kekesalan terpancarkan dari wajah kami. Namun mau apa lagi, ya harus terima dengan lapang dada. Setiap perlombaan pasti ada yang kalah dan menang. Sampai jumpa Lomba Layangan tahun depan!

Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.