30 November 2007

Bazar STAD dan Krama Banjar Dlodpangkung


Kepengurusan baru masa bakti 2007/2009 Sekaa Teruna Astiti Dharma (ST. AD) bekerja sama dengan Krama Banjar Dlodpangkung Sukawati dalam menyelenggarakan Bazar 2007.

Adapun Bazar 2007 ini dilaksanakan dalam rangka melanjutkan pembangunan “Pengias” Pura Ratu Sakti Banjar Dlodpangkung dan menunjang kegiatan Tri Hita Karana ST. AD.

Bazar 2007 ini akan menjual hidangan makanan, minuman, snack, serta memamerkan beberapa hasil karya seni ST. AD, baik itu berupa Lukisan, Patung dan Ukiran, Mozaik, Perhiasan Perak dan Emas, dan lain sebagainya.

Adapun tujuan dari penyelenggaraan Bazar 2007 ini adalah:

  1. Penggalian dana dalam rangka melanjutkan pembangunan “Pengias” Pura Ratu Sakti Banjar Dlodpangkung dan menunjang kegiatan Tri Hita Karana ST. AD.
  2. Meningkatkan rasa kekeluargaan dan kerja sama yang baik diantara anggota ST. AD.
  3. Memberikan pengalaman bagi seluruh anggota ST. AD dalam melayani konsumen dengan prinsip 3 S (Senyum, Santun dan Sopan).
  4. Media bertemu kangen sanak keluarga Br. Dlodpangkung yang sudah berkeluarga di luar lingkungan Banjar Dlodpangkung.

Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan Bazar 2007 adalah:
Tanggal : 19 – 22 Desember 2007
Pukul : 19.30 WITA – Selesai
Tempat : Wantilan Banjar Dlodpangkung, Sukawati, Gianyar, Bali.

Bazar tahun ini menyebar kupon undangan bazar seharga Rp 25.000,- / kupon sebanyak 1000 lembar dan Rp 50.000,- sebanyak 500 lembar.

Selama Bazar berlangsung akan diadakan aneka hiburan berupa Door prize dari pihak sponsor, Rindik (Musik tradisional Bali), pemutaran video kegiatan Tri Hita Karana ST. AD., permintaan pengunjung berupa pemutaran Lagu Bali, Indonesia dan Asing melalui Kaset, VCD, MP3, CD, dan DVD Player, serta media Komputer.

Dengan demikian, kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr/i pembaca blogs STAD untuk turut berpartisipasi pada Bazar kami. Atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih. Informasi mengenai sponsorship dan kupon undangan bazar dapat menghubungi:

Pande Putu Suryadinata, S.Si
Ketua Panitia Bazar & Ketua ST. Astiti Dharma
HP. 0818 147 552

Pawiwahan/Pernikahan Megawati, Anggota ST. Astiti Dharma


Jumat, 30 November 2007 adalah hari yang paling bahagia bagi Putu Pande Sri Megawati yang secara resmi melepas masa lajangnya dan juga keanggotaanya di STAD karena menikah dengan I Wayan Sudirman. Kami mewakili STAD mengucapkan selamat menempuh hidup baru, semoga senantiasa bahagia, seperti kutipan Rg.Weda X.85.42 berikut ini:

”Ya... Tuhan Yang Maha Kasih
Anugrahkan pasangan pengantin ini
senantiasa bahagia, panjang umur,
keduanya tiada terpisahkan.
Semoga pengantin ini dianugrahkan
putra, putri & cucu yang memberikan
penghiburan, tinggal di rumah
dengan penuh kebahagiaan.”

Mecaru Lapangan Bola Voli

Sekaa Teruna Astiti Dharma (STAD) pada hari Senin, 24 November 2007 telah melaksanakan upacara Bhuta Yadnya, yaitu Mecaru Ayam Brumbun dengan Banten Pengambean di Lapangan Bola Voli yang baru saja selesai direnovasi. Tujuan upacara yang bertepatan dengan PurnamaSasih Kanem dan Perayaan Tumpek Landep ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kami kehadapan Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya lah kami bersama krama banjar Dlodpangkung bisa menyelesaikan proyek renovasi lapangan tersebut dengan baik.

Kami berharap setelah diupacarai, lapangan ini dapat memberikan manfaat dalam perkembangan olahraga dan seni di Lingkungan Banjar Dlodpangkung. Kami atas nama STAD mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan dari Bli Kadek Agus serta Krama Banjar Dlodpangkung dalam rangka renovasi Lapangan Bola Voli ini. (Putu Surya)

15 November 2007

STAD dan Undagi Br. Dlodpangkung Renovasi Lapangan Bola Voli

Pukul 6.30 WITA ketika udara serasa dingin dan matahari tampak malu-malu menampakkan sinarnya di hari Minggu, 11 November 2007, terdengar sangat jelas suara Neng-Neng tanda pemuda ST Astiti Dharma (STAD) harus segera bersiap-siap memulai hari gotong royong. Gotong royong kali ini lain dari biasanya karena untuk pertama kalinya, 30 orang anggota STAD dan 30 orang Undagi (Ahli bangunan) yang ada di Banjar Dlodpangkung bersatu, bahu membahu merenovasi lapangan bola voli di Banjar Dlodpangkung menjadi lapangan serba guna.

Sebelum kegiatan gotong royong berlangsung, terlebih dahulu para panitia menghaturkan rarapan dan banten saiban (sesajen), memohon kepada Hyang Widhi agar kegiatan ini berlangsung dengan baik dan lancar sesuai harapan.

Tepat pukul 08.00 WITA, setelah menikmati segelas kopi hitam dan jajanan Bali, para pemuda dan Undagi bergegas memulai gotong royong. Deru debu suara satu unit molen (alat pencampur semen dan pasir) memecahkan keheningan pada pagi hari itu. Sekop demi sekop pasir dan semen (disebut luluh) memenuhi mulut molen yang telah diisi air. Campuran pertama ditumpahkan pada 7 glindingan yang telah mengantre. Para undagi yang ambil bagian ngecor dan mlester dengan sigap menerima luluh-luluh tersebut.

Ternyata tak hanya alat pencampur modern yang dikerahkan, sistem manual dengan cangkul dan sekop juga dikerahkan untuk mencampur semen dan pasir di atas aspal. Tetapi cuaca mulai mengkhawatirkan karena mendung begitu gelap. Para panitia bergegas mencari terpal untuk jaga-jaga jika berkah hujan turun menyapa lapangan. Semua berharap hujan hanya sekedar menyapa tak berlangsung lama dan itu pun terwujud. Matahari yang tadinya malu-malu, mulai menampakkan sinar hangatnya.

Tua muda kembali semangat bekerja, namun lelah tak bisa tertutupi, ketika beberapa sudah mulai menikmati rokok dan seteguk minuman berenergi. Hal itu tak berlangsung lama, karena target setengah hari (sampai jam 11 siang) harus sudah selesai ngecor tahap I. Tak terasa pukul 11 mulai merangkak, 30 sak semen serta 2 truk pasir sudah berubah menjadi benda keras melapisi seluruh lapangan.

Tepat pukul 11.00 WITA, para pemuda dan Undagi dipersilahkan untuk menikmati Nasi Bira (Nasi kuning) dan Nasi goreng yang telah disiapkan panitia. Setelah santap siang, para pemuda dan undagi beristirahat sejenak sambil menikmati rokok, segelas kopi hitam dan jajanan.


Jam menunjukkan pukul 12.30 WITA. Molen
pun kembali beraksi dengan suara khasnya. Beberapa pentolan Undagi menyarankan kepada panitia untuk menambah pasokkan pasir terutama pasir halus untuk melapisi bagian atas lapangan. Begitu juga pasokkan semen sebagai pasangan paling serasi bagi pasir halus tersebut. Perkiraan awal hanya akan menghabiskan 10 sak semen dan 4 colt pasir halus saja, namun ternyata membengkak menjadi 27 sak semen dan 5 colt pasir halus. Ini terjadi demi daya tahan dan hasil terbaik. Kelebihan material pun dapat dialokasikan untuk mlester sebagian Jaba Pura Ratu Sakti. Sehingga, mengurangi terjadinya becek pada saat turun hujan nanti.

Selama proses tahap II berlangsung, tenaga dibagi tiga, spesial mencampur luluh, mlester lapangan dan memindahkan dua tiang listrik tak terpakai ke pinggir lapangan yang rencananya akan diintegrasikan dengan lampu untuk menerangi lapangan di malam hari. Pemindahan tiang listrik cukup alot dan melibatkan sebuah tangga bambu, tapi akhirnya keduanya berhasil dipindahkan. Sebelum dipancangkan kembali, sebuah tiang terpaksa harus digotong ke tukang las 100 meter dari lapangan karena mengalami kropos dan berlubang pada bagian pangkalnya.

Tepat pukul 17.00 WITA, pengerjaan lapangan serba guna telah usai dan disambut dengan keceriaan. 60 bungkus nasi campur lezat kembali menyapa sebagai tanda usainya gotong royong. Rencananya, minggu depan lapangan akan diupacarai dengan upacara Bhuta Yadya, yaitu Pecaruan. Tujuan upacara ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kehadapan Hyang Widhi karena suksesnya renovasi lapangan. Kini, Banjar Dlodpangkung telah memiliki sebuah lapangan serba guna. Semoga dengan kehadiran lapangan ini dapat meningkatkan kreativitas olahraga dan seni Banjar Dlodpangkung. (Pande Surya)